SESUNGGUHNYA Allah tidak pernah berhenti memberikan atau menyediakan sesuatu yang berpotensi membahagiakan kita. Hanya saja kita terlalu fokus pada sesuatu yang "berpotensi" menyedihkan kita.
Bahagia itu Tidak Mahal dan Tidak Jauh |
Kita harus pandai melihat peluang, jangan lama menunggu kembalinya sesuatu yang hilang. Kita harus pandai menyukuri yang ada, jangan terus menerus menangisi yang tiada. Kita harus mensyukuri pemberianNya kepada kita, bukan mempertanyakan pemberianNya kepada selain kita.
Seorang anak ditanya oleh ibunya: "Nak, apakah yang paling mungkin membuatmu bahagia? Aku akan berusaha memberikannya kepadamu." Pertanyaan ini sangat tipikal sekali sebagai perwakilan rasa dan nuansa jiwa keibuan yang ingim memberikan yang semua mampu dilakukannya untuk kebahagiaan anaknya.
Anaknya menjawab: "Yang paling membuatku bahagia adalah memiliki ibu seperti ibu, yang senantiasa bertanya dengan tatapan harap bahagia. Yang paling membuatku tersenyum adalah senyuman ibu ketika ibu ridla dan bahagia memiliki anak seperti nanda."
Sang ibu terkaget mendengar jawaban anak yang menyadarkan dirinya bahwa bahagia itu sesungguhnya tidak jauh dan tidak mahal. Bahagiakan orang terdekat kita, maka kitapun kan menjadi bahagia. Sapalah dengan indah semua teman, kerabat dan tetangga kita maka alampun akan menyanyikan bait-bait kedamaian. AIM, Pengasuh Pondok Pesantren Kota Alif Laam Miim Surabaya. [*]
Post a Comment